http://icrs.ugm.ac.id/10years
ICRS 10th Year Anniversary

Tips Kreatif Mengelola Mading Online


            Ketika kita belajar di sekolah, terutama ketika jenjang SMP/MTs atau SMA/SMK/MA, telinga kita tidak asing dengan namanya majalah dinding (mading). Pada masa jenjang inilah kita memiliki semangat yang besar untuk mengolah media informasi tersebut. Mading merupakan wadah aktualisasi daya kreatif dan inovatif seorang siswa, terutama menjadi media reportase sebuah event sekolah dengan mudah, aman dan nyaman. Selain itu, mading juga dapat menjadi wadah penampung bagi ide-ide kreatif kita dalam berbagai bidang seperti sastra, kesenian dan desain. Di era sekarang ini, bagi anda yang aktif dalam pengelolaan mading, anda memiliki kesempatan untuk mencoba membuat mading online.
             Apa itu mading online ?  Mengapa harus memakai piranti ‘’online’’ segala ? bukankah itu terlalu rumit dan menyita waktu?  sebenarnya kita sah-sah saja mengelola mading kita dalam bentuk seperti biasa lihat di sekolah. Itu tidak jadi masalah. Namun jika kita menginginkan semakin banyak orang yang menikmati sajian konten kita, maka tidaklah salah jika kita mencoba untuk menjadikannya sebagai mading online
             Sebagai perbandingan dengan mading konvensional, ada banyak keunggulan yang bisa kita peroleh jika kita  membuat mading online. Antara lain :
             1.  Konten kita bisa dinikmati tidak hanya satu sekolah kita tetapi juga masyarakat umum
             2. Adanya berbagai template dan fitur bisa kita peroleh dengan mudah dan cepat
             3. Adanya pertukaran informasi dengan media sejenis ataupun media informasi yang lain
             4.Tampilan mading menjadi lebih variatif dan dinamis
             Adapun persamaan yang bisa kita jumpai antara mading konvensional dengan mading online adalah sebagai berikut :
              1. keduanya memiliki  rubrik khusus dengan berbagai klasifikasi konten.
              2. membutuhkan tim pengelola jika berisi banyak konten
              3. membutuhkan kedisiplinan dan kreatifitas dalam pengelolaannya

Format mading online
              Mading online dapat kita ciptakan dengan bentuk layaknya blog atau website. Baik gratis maupun berbayar. Namun sekedar saran, alangkah baiknya jika memanfaatkan situs penyedia layanan blog seperti blogger, wordpress, multiplay, Xanga, Blogsome dan lain sebagainya. Jika menginginkan yang lebih dinamis dan berfitur lengkap maka kita bisa menggunakan Top Level Domain (TLD) yang cukup populer seperti .com, .co.id, .net, .biz, web.id ataupun sejenisnya. Untuk yang terakhir ini, dikenakan biaya untuk domain dan sewa hostingnya. Maka, berdasar pada ini, maka pilihan pertama juga tidak salah untuk dipilih kan ?
             Untuk domain mading, kita bisa menambahkan dengan nama sekolah kita, seperti madingsmasapalu.wordpress.com, galleryinfosmkbatu.net dan maalhikmahinfo.com ataupun yang lainnya (keterangan pembuatan nama domain yang kreatif anda bisa belajar lebih lanjut)
Lantas, bagaimana dengan mading konvensional kita? disini dapat kita pahami, mading konvensional masih berperan sebagaimana mestinya. Hanya saja, melengkapi mading kita dengan mading berbasis online sebagai media go-public kreatifitas kita kepada khalayak umum layak untuk dipertimbangkan juga kan ?
     
Tips mengelola mading online  
              Seperti halnya mengelola mading kebanyakan, tim yang solid mutlak dibutuhkannya untuk mengawal konten sebuah mading online. Ibarat website resmi, kita dituntut untuk menghadirkan konten berkualitas untuk memenuhi selera penikmat mading. Namun kita tidak sama dengan portal berita yang menampilkan berbagai informasi dalam sekian menit. Jadi pengisian konten bisa mingguan atau bulanan. Maka menentukan waktu penerbitan konten mading online perlu dibahas dengan pembina mading maupun dari punggawa OSIS yang membidangi informasi dan publikasi tersebut
                Langkah pertama dalam pengelolaan mading adalah membentuk tim redaksi yang kompak. Kelompok ini harus kita pastikan terisi oleh individu-individu yang kreatif, passionable dan highly spirit. Hal ini wajar mengingat berdasar pengalaman penulis, kegiatan mengelola mading beberapa bulan awal tidaklah sama dengan bulan-bulan selanjutnya. Istilah ‘’muntaber’’ alias mundur tanpa berita sering kita jumpai untuk menggambarkan anggota tim yang berguguran semangatnya dalam kurun beberapa saat tanpa ada kejelasan. Maka, proses seleksi sebagai anggota tim haruslah dikerjakan dengan ketat  di awal.
               Dalam rapat ini, ada beberapa hal yang dibahas seperti waktu terbit mading, tema utama dan rubrik isi. Waktu terbit dapat disesuaikan dengan kalender sekolah. Sebagai contoh, menerbitkan mading pada saat menjelang dan waktu pelaksaan ujian dapat sedikit mengganggu aktifitas belajar kita. Adapun yang dimaksud dengan tema utama adalah tema yang mendasari penerbitan konten mading secara keseluruhan. Misalnya tema Ramadlan, tema hari Kartini, tema anti narkoba dan lainnya. Sedangkan rubrik isi adalah wadah tempat konten-konten yang tersusun untuk melengkapi tema besar mading online kita. Banyaknya rubrik akan semakin memperkaya kualitas konten kita. Namun dalam hal ini tentu konten yang berkualitas yang dibutuhkan.  
              Langkah kedua adalah menyusun jadwal kerja. Dengan adanya ini kita dapat menentukan kapan naskah harus jadi dari penanggungjawab rubrik, naskah selesai diedit dan naskah diterbitkan. Adapun contoh penjadwalan adalah sebagai berikut. Jika mading online kita memiliki deadline terbit tanggal 10 Juni maka berapa waktu yang diperlukan untuk cek konten mading plus waktu perbaikan?. Misalnya 4 hari. Ini berarti deadline penyusunan naskah plus perbaikan adalah 6 Juni. Lalu berapa waktu yang diperlukan untuk menata letak dan desain mading ? katakanlah  satu pekan. Ini berarti naskah harus selesai edit dan tanpa ada kesalahan pada 30 Mei. Kemudian, berapa waktu untuk mengedit semua naskah ? misalnya saja lima hari. Dengan ini berarti naskah harus diterima tim redaksi pada 25 Mei. Jadi, kerja tim mutlak dibutuhkan dalam hal ini. untuk mengurangi pemborosan waktu, kita bisa memanfaatkan jeda yang ada dengan maksimal. Sebagai contoh jika layouter sedang mengedit, anggota lain bisa mencari bahan lain untuk edisi selanjutnya.  Gampang bukan ?
             Langkah ketiga adalah menjaga ‘’ spirit ‘’ tim redaksi. Kalau perlu, pemberian reward dan punisment dirasa perlu untuk memompa semangat anggota redaksi. Ingat ? mengelola mading adalah tugas bersama yang tidak menghendaki adanya one man show  secara berlebihan. Dan langkah terakhir adalah mempromosikan mading sekolah kita. Inilah yang membedakan mading sekolah konvensional dengan mading online. Selain promosi di lingkungan sekolah via selebaran atau brosur, memanfaat sosial media seperti Facebook, Twitter dan Instagram juga merupakan cara cerdas untuk promosi. Jika beruntung, bahkan ada sponsor yang mau membiayai proyek mading online kita. Hehe.. itulah madding online, inovasi madding di era serba teknologi informasi dan komunikasi ini. selamat mencoba !! (mQ)  
Previous
Next Post »
ICRS 10th Year Anniversary